DETAIL BERITA
SITARA BALITJESTRO MAMPU DONGKRAK HASIL PANEN JERUK DI LAHAN SEMPIT
Batu,
Sebelumnya Balitjestro menggelar seminar wisata agro yang nantinya akan dirancang sebagai objek wisata pertanian buah jeruk. Tak hanya menikmati buah jeruk, konsep wisata edukasi petik buah jeruk diharapkan masyarakat juga bisa mengetahui teknik budidaya jeruk mulai dari pengembangan varietas dan pengelolaan hama penyakit hingga manajemen pemasarannya.
Terbaru Balitjestro mengembangkan metode sitara (sistem tanam rapat) yang diterapkan untuk menghasilkan populasi tanaman jeruk yang lebih tinggi seiring berkurangnya lahan pertanian yang mengalami penyempitan disebabkan alih fungsi lahan. Di sisi lain produksi pertanian dituntut mencukupi kebutuhan pangan penduduk yang setiap waktu selalu bertambah.
Dengan sitara, lahan seluas 1 hektar bisa ditanami 1200 sampai 1600 tanaman jeruk. Biasanya hanya mampu ditanami 400-600 tanaman jeruk. Maka ada peningkatan mencapai 3-4 kali populasi tanaman dengan metode sitara. Harapannya bisa meningkatkan hasil panen yang melimpah paling tidak bisa meningkat 50 hingga 70 persen. Tentunya penggunaan metode sitara disertai pula dengan beberapa teknologi tambahan antara lain menyusun pengaturan jarak tanam, serta dibutuhkan pohon yang rendah dengan teknik pelengkungan cabang dan pemotongan akar/dengan metode sitara tanaman jeruk bisa dipanen pada umur 1,5 tahun. Lazimnya pohon jeruk bisa dipanen ketika usia 2-3 tahun. Pola ini telah diterapkan di hampir pelaku budidaya jeruk di Kota Batu, Banyuwangi, Sumatera dan Jawa tengah.
Sumber : Ary Punka Aji, Indika/atv/Kota Batu