DETAIL BERITA
Junrejo Temp Doeloe
Kecamatan Junrejo, Kota Batu menggelar acara “Junrejo Tempo Doeloe” sebagai salah satu rangkaian acara dalam rangka memperingati HUT ke-24 Kota Batu. Kegiatan ini diselenggrakan selama dua hari di halaman Kantor Desa Tlekung, mulai Kamis (9/10) hingga Jumat (10/10).
Camat Junrejo, Parman, mengungkapkan bahwa kegiatan Junrejo Tempo Doeloe adalah hasil kesepakatan dan kehendak bersama seluruh Kepala Desa dan Lurah di wilayah Kecamatan Junrejo.
“Dengan mengangkat semangat Guyub Rukun, kami ingin meningkatkan perekonomian warga, terutama melalui UMKM dan pelestarian budaya lokal,” ujarnya.
Salah satu fokus utama dari kegiatan ini adalah mengenalkan kembali makanan khas zaman dahulu yang memiliki cita rasa khas, kualitas, serta nutrisi yang sehat. Dalam rangkaian acara, simulasi pembuatan makanan khas juga ditampilkan, memberi kesempatan kepada masyarakat untuk lebih mengenal dan melestarikan kuliner tradisional.
Acara ini juga bertujuan untuk meningkatkan kunjungan wisata ke Kota Batu, khususnya di daerah Junrejo, yang dikenal dengan kekayaan budaya dan kearifan lokalnya. Selain itu, produk UMKM turut dilibatkan secara aktif dengan berkontribusi dalam acara rutin di kecamatan, seperti pada rapat dan pertemuan kelembagaan.
Pelestarian budaya lokal juga menjadi agenda penting, dengan menampilkan kesenian dari masing-masing desa dan kelurahan di Kecamatan Junrejo. Tahun ini, acara dilaksanakan selama dua hari penuh dengan parade dan fashion batik yang dikoordinasikan oleh setiap desa dan kelurahan.
Acara tahun ini juga mencakup launching Batik Guyub Rukun Versi 2, yang menjadi simbol kebersamaan dan persatuan masyarakat di Kecamatan Junrejo. Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan budaya lokal semakin dihargai dan perekonomian masyarakat pun semakin meningkat.
Selain menampilkan produk UMKM Lokal, Junrejo Tempo Doeloe juga menyajikan berbagai kesenian tradisional dan juga melibatkan kegiatan anak-anak dalam memanfaatkan sampah plastik menjadi mainan, serta membuat mainan dengan cara seni melipat daun dan juga merakit wayang dari daun yang disebut dengan wayang mendong.