DETAIL BERITA
BANTENGAN NUSWANTARA PUKAU WISATAWAN MANCANEGARA
Batu,
Karnaval bantengan nuswantara di Kota Batu sudah digelar untuk ke-11 kalinya. Namun antusiasme masyarakat Kota Batu untuk menyaksikan acara ini tidak pernah surut, bahkan semakin membludak setiap tahunnya. Tidak kurang dari seribu bantengan diarak dari stadion gelora brantas menuju Jalan Agus Salim, Gajahmada, Panglima Sudirman dan finish di depan rumah dinas Walikota Batu.
Di lokasi ini setiap grup bantengan menampilkan berbagai atraksi menarik. Mulai dari atraksi menari hingga adu kepala bantengan. Aksi ini pun menjadi perhatian penonton. Para penari yang tengah kesurupan, tak membuat penonton takut. Mereka tetap tak bergeming dan bahkan sangat menikmati momen-momen menyeramkan tersebut.
Menurut panitia penyelenggara, Agus Riyanto, gebyar bantengan nuswantara ini diikuti oleh 105 grup bantengan yang berasal dari berbagai daerah di Jawa timur. Ada 50 peserta dari Kota Batu, sementara sisanya dari luar daerah seperti Blitar hingga Tulungagung. Salah satu peserta bahkan rela datang jauh-jauh dari Kota Batam Provinsi Kepulauan Riau.
Gebyar bantengan nuswantara 2019 tak hanya menyedot perhatian warga Kota Batu saja, tapi juga menyedot perhatian wisatawan mancanegara. Sebanyak 12 wisatawan mancanegara turut memeriahkan kegiatan ini. Mereka ada yang dari Amerika, Jerman, Australia, Jepang dan Malaysia. Salah satu diantara mereka adalah rodrigo calderon.
Bagi pria asal Negara Elsalvador ini, kesenian bantengan sangat bagus dan penting untuk dilestarikan. Unsur mistis yang sangat kental, membuatnya sangat tertarik untuk melihatnya langsung dari dekat. Ini merupakan pengalaman pertama bagi Rodrigo untuk melihat bantengan, sebelumnya ia pernah melihat dan mencoba memainkan kesenian kuda lumping.
Di Kota Batu sendiri, karnaval bantengan nuswantara bukan hanya sebagai ajang silaturrahmi bagi antar pegiat kesenian bantengan saja. Event ini juga menjadi salah satu cara untuk melestarikan kesenian khas di Malang raya ini. Supaya masyarakat malang raya tidak lupa dan meninggalkan kesenian yang sudah menjadi salah satu bagian dari budaya nusantara ini.
Sumber : Hasan Syamsuri, Indika/atv/Kota Batu